LEMBAR KEEMPAT: WE'LL BE OKAY, WE HAVE TRIED.

Hai hai hai! Apa kabar kalian? Makasih lho karena sudah mampir lagi kesini untuk membaca lembar selanjutnya tentang perjalananku di program ini hehehe. Aku harap dimanapun kalian berada, kalian selalu dikelilingi oleh hal-hal baik ya!

Sekarang kita masuk ke lembar keempat dari ceritaku. Lembar singkat tapi memiliki cerita penuh makna di dalamnya. Jika diingat kembali, cawu ini merupakan titik berat bagi kelompok belajarku, Studocu. Meskipun begitu, kami berenam mampu melaluinya dengan sangat baik. 

Inilah ceritaku di lembar keempat pada perjalanan di PPBP BCA yang merupakan titik balik bagi segala pemikiran dan upaya yang tercurahkan. Selamat membaca!

LEMBAR KEEMPAT


Cawu 4 cawu 4... hadeh. Aku sering kali mendengar kata-kata katingku yang menyatakan bahwa Cawu Genap itu lebih santai. Is it true? nope. Gak ada weh. Cawu 4 memiliki konsentrasi kesibukan yang luar biasa terkait tugas kelompok. Bahkan, jika aku ingat kembali, hampir semua mata kuliah di Cawu 4 itu memiliki tugas kelompok dengan intensitas yang cukup berdekatan satu sama lain. 

Pada Cawu ini juga, kelas kami bertemu dengan salah satu dosen yang digadang-gadang sebagai salah satu dosen paling cerdas di program ini. Beliau adalah Ibu Ancella, dosen pengampu mata kuliah Ethics & Corporate Governance di Cawu 4. Pertama kali aku melihat beliau, yang terbesit di pikiranku adalah "Wah sumpah..."

Beliau sangat sangat high class dan memancarkan karisma yang kuat, bahkan menurutku pribadi, karisma yang dimilikinya hampir setara dengan Pak Anta. Yang dikatakan oleh kating-katingku ternyata memang benar. Beliau sangat sangat sangat sangat pintar, cerdas, unbelievable, out-of the box, dan kata-kata lain yang mendeskripsikan sebegitu hebat dan luar biasanya beliau. 

Sistem pembelajaran mata kuliahnya pun cukup unik dan berbeda dengan dosen-dosen di mata kuliah yang lain. Dalam mata kuliahnya, kami diminta untuk membentuk kelompok yang berisikan 3 orang untuk membuat materi dan kasus relevan di SETIAP MINGGUNYA. Lalu, pada saat jadwal mata kuliahnya berlangsung, beliau akan memilih kelompok secara acak untuk mempresentasikannya. Mungkin terdengar membosankan dan terlihat tidak efektif jika kalian membaca dari apa yang aku ceritakan. Tetapi... ternyata sistem itu sangatlah efektif. Dan aku bisa katakan dengan bangga bahwa setiap pertemuan dengan beliau, aku mendapatkan berbagai cara pandang baru dalam melihat suatu permasalahan. Beliau benar-benar sehebat dan se-insightful itu!

Di sini aku juga mau mengapresiasi kedua rekan kerjaku yang luar biasa berjuang bersama melalui lika liku presentasi Ethics yang tidak ada habisnya, yaitu Gio dan Tasya. Tanpa mereka berdua, rasanya akan sulit untuk menyelesaikan segala tugas, analisis, dan presentasi Ethics di Cawu 4 itu. Gio dengan kehebatan analisisnya dan Tasya dengan kemampuan mumpuninya dalam presentasi (jujur kelompokku ini memang sedikit terlihat OP wkwkwk). 

Hampir setiap minggu kami bertemu untuk membuat analisa dan PPt Ethics yang banyak sekali dan yang luar biasanya lagi adalah kami bertiga dipilih maju sampai 3 kali untuk presentasi di materi-materi yang menurut kami justru belum terlalu kami kuasai. Hanya saja, the power of kepepet selalu muncul tiba-tiba yang membuat kami memiliki kemampuan super untuk menjelaskan dan menjawab pertanyaan kritis Bu Ancella dengan cukup baik. Satu hal yang aku sangat ingat juga terkait presentasi Ethics adalah Bu Ancella pernah memuji kelengkapan dan ketepatan analisis kami di materi presentasi terakhir. Pujian tersebut benar-benar sebuah penghargaaan yang luar biasa untukku dan kelompok. Terima kasih kelompok 1 ku!


Teruntuk Gio & Tasya. Aku hanya bisa geleng-geleng kepala dengan segala kerja keras yang kita tuangkan untuk membuat berbagai Tugas Ethics secara maksimal dan dengan effort yang tinggi. Aku bisa bilang bahwa kelompok Ethics ini adalah salah satu kelompok terbaik yang pernah aku dapatkan selama aku di program ini (selain kelompok bahasa inggris yang kusebut di lembar pertama lol). Terlepas dari berbagai cobaan yang menerpa kami selama satu cawu menjalani tugas bersama, menurutku, kami selalu dapat melengkapi satu sama lain. Hal itulah yang sangat aku apresiasi dari kelompok ini.

*Tambahan: aku, Gio, dan Tasya memiliki ritual untuk selalu berfoto sebelum hari mata kuliah Ethics berlangsung untuk manifesting tidak maju wkwkwk meskipun ternyata di akhir tidak berhasil.
 

AMERRRR

Oh iya, aku juga ingin menceritakan perjalananku dalam kepengurusan kelas di Cawu 4. Pada saat itu, aku tergabung dalam Sie. Kurikulum yang bernama AMERRRR (Anggota MEncatat RRRRHODES1S) bersama Devi, Valdi, Rora, Lia, dan Sera. Dan sejujurnya saja, kala itu merupakan kali pertamaku menjadi Sie. Kurikulum kelas yang memegang tanggung jawab penuh terkait pembelajaran kelasku.  Kami sendiri memiliki pengaturan dan pembagian tugas serta tanggung jawab tiap matkul pada Cawu 4 tersebut. Dan ya... Surprise... aku mendapatkan tanggung jawab atas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan (ALK) & Auditing I.

Dalam perjalanan aku dan kawan-kawan AMERRRR selama Cawu 4, kami mengalami berbagai permasalahan dan tantangan terkait banyak hal. Berbagai tekanan kami rasakan, apalagi ekspektasi setiap anak kelas yang turut meninggi atas kinerja yang kami miliki. Di AMERRRR itu sendiri aku mulai menyadari dan belajar banyak hal. Organisasi di Cawu 4 itu benar-benar membuka mataku bahwa ternyata dunia ini sangat keras (wkwkwk cailah). 

Oleh karena itu, aku benar-benar ingin mengapresiasi seluruh teman-teman kuri hebatku melalui tulisan ini. Mungkin tidak seberapa, tetapi aku benar-benar ingin menyampaikan ini. Aku juga sangat mengapresiasi dan sangat bangga terhadap ibu Devi selaku koor tersayang yang sangat sangat hebat menjalani Cawu 4 dengan penuh tanggung jawab di pundaknya. Keren banget Dev! gak kaleng kaleng.


Devi. Our little sister yang sangat luar biasa. Jika aku kembali melihat Cawu 4, maka aku bisa menyatakan bahwa itu merupakan cawu dimana Devi sangat-sangat bersinar. Dengan segala kegigihannya, ia menunjukan bahwa perbedaan usia bukanlah batasan dalam berorganisasi. Devi sangatlah detail dalam berbagai aspek dan dia mengupayakan 100% kemampuannya dalam kepemimpinannya di AMERRRR ini. No words, hats off!  (sejujurnya aku ingin bercerita lebih jauh lagi tentang Devi tapi sepertinya akan ku ceritakan di lembar lain hehehe)

Julia. Jika ada seseorang yang mampu mencatat mata kuliah Pak Anta secara mendetail, lengkap, dan mudah dimenegerti (selain mas ken), maka Julia lah orangnya. She's awesome. Menurutku, salah satu keputusan terbaik yang pernah dibuat oleh kepengurusan kurikulum Cawu 4 kala itu adalah menempatkan Julia pada mata kuliah Management Accounting. Good job Jul!

Valdi. Padlet. Yang satu ini juga di luar nalar kemampuan mencatatnya di mata kuliah krusial seperti Ethics yang baru saja ku ceritakan tentang dosen pengampunya di atas. Aku rasa, hanya Valdi yang dapat membuat mood Bu Ancela selalu baik dan dihiasi tawa serta senyuman tulus. Fix, Valdi memang berjodoh dengan mata kuliah ini sih! 

Rora. Teman lariku yang satu ini juga tergabung dalam misi pencatatannya pada mata kuliah Advance Accounting I. Aku tidak bisa berkomentar banyak, karena jujur, Advance I merupakan salah satu mata kuliah tersulit di kala itu dan aku sangat mengapresiasi Rora karena telah berusaha mencatat mata kuliah tersebut dengan baik di kala itu. Rora juga senantiasa menjadi orang yang selalu speak up dan memberikan kontribusi atas segala keputusan kuri di Cawu 4. Terlepas dari itu semua, aku sangat bersyukur dengan keberadaan Rora di kepengrusan kurikulumku di Cawu itu. Thank you Rora!

Sera. Menurutku pribadi, salah satu beban tersulit dalam masalah pencatatan itu adalah ketika mata kuliah itu bersifat abstrak dan aplikatif. Dan hal itu harus ditanggung oleh Sera selaku orang yang mencatat mata kuliah Digital Marketing. Jujur, aku sangat relate dengan Sera yang sejujurnya ku tahu perasaan kewalahan dalam mencatat mata kuliah tersebut karena mostly materinya itu bersifat praktikal (sama seperti Audit lol). Meskipun begitu, aku juga sangat menyadari bahwa Sera telah berupaya sebaik mungkin dalam mendengarkan dan mencatat sebaik mungkin, bahkan menegosiasikan bentuk ujian mata kuliah terkait agar memudahkan teman-teman sekelas. You did a great job Ser!

Terlepas dari segala kekurangan yang ada pada divisi kami kala itu, aku bisa mengatakan bahwa kami telah mengupayakan yang terbaik. Untuk kami semua, berempat puluh lima. Perjalananannya tidak mudah, tetapi aku cukup menikmatinya sepanjang cawu 4 yang terasa singkat itu. 

YNFEST? CEPLOY?

Selain sibuk secara Internal, di Cawu 4 ini luar biasa hectic karena tiba-tiba ada sebuah kegiatan dari BCA yang mengharuskan mahasiswa PPBP dan PPTI membentuk satu tim (berisikan 3 orang yang WAJIB terdiri atas mahasiswa PPBP & PPTI) untuk membuat sebuah pengembangan produk atau ide terkait fasilitas/layanan BCA. Sejujurnya, aku sangat malas dan kebetulan Kasa juga tidak ambis dalam kegiatan tersebut. Akhirnya kami memutuskan untuk menjadi 1 tim dan mencari 1 anak TI yang bisa bergabung dalam tim kami. 

Sumpah, nyari anggota itu ternyata tidak semudah yang aku bayangkan. Aku dan Kasa sampai menghubungi beberapa orang yang bahkan kita sendiri belum kenal sebelumnya untuk menanyakan apakah mereka sudah tergabung dalam tim atau belum. Terlebih, hampir seluruh anak TI yang kami hubungi itu telah tergabung dalam timnya masing-masing.

Hingga pada akhirnya kami memperoleh informasi bahwa ada seseorang yang belum juga mendapatkan tim. Namanya Matthew. Akupun berdiskusi dengan Kasa waktu itu terkait apakah aku harus menghubunginya terlebih dahulu atau tidak. Setelahnya, akupun bergegas untuk mengabarinya lewat line dan menawarkan dirinya untuk bergabung dengan timku dan Kasa. 

Akhirnya setelah kami resmi menjadi 1 tim, ternyata kami juga diminta untuk menentukan satu kakak tingkat sebagai mentor kami dalam pembuatan project tersebut. Oleh karenanya, aku berinisiatif untuk mengundang salah satu kakak tingkat yang ku rasa bersedia dan mau untuk membantu kami. Tidak lain dan tidak bukan, dia adalah Ci Sindi. Hal tersebut juga dikarenakan aku dan Ci Sindi cukup banyak berinteraksi sebelumnya sehingga aku berpikir bahwa Ci Sindi merupakan orang yang tepat untuk menjadi mentor kami di kala itu





Berawal dari titik itulah, terbentuk grup Ceploy yang membuka ceritaku lebih jauh lagi dengan sosok-sosok baru yang tidak pernah aku sangka sebelumnya. Sosok-sosok yang akan hadir dalam perjalananku hingga di lembar akhir dengan porsinya masing-masing. Oleh karenanya, aku akan memperkenalkan kedua tokoh baru tersebut sebagai tokoh yang bisa kubilang banyak terlibat di berbagai cerita sisa programku ke depannya.

Matthew. Kalem. Pendiam. Introvert. Itu adalah 3 kata yang pertama terbesit di kepalaku saat aku dan Kasa pertama kali berinteraksi dengan dirinya. Entah mengapa rasanya aku tidak pernah melihat sosok dirinya di asrama sampai akhirnya kami dipertemukan dalam satu tim. Setelah berkenalan dengan Matt, aku baru tahu bahwa ternyata ia merupakan pianis & keyboardist handal serta atlet badmin kebanggaan kelasnya (kaget dan kagum dikit tapi ternyata begitulah adanya). Mengetahui ia memiliki ketertarikan yang sama denganku terhadap musik, akhirnya aku mengajak dirinya untuk bergabung dalam ekskul band yang juga aku ikuti. Setelah titik itu, aku sama sekali tidak pernah menyangka bahwa aku dan Matt dapat berteman dengan baik atas segala persamaan yang kami miliki, bahkan hingga di titik saat ini. Tapi yang aku bisa katakan di lembar ini adalah dia merupakan rekan dan sahabat yang sangat baik. Bahkan, jauh lebih baik daripada yang aku ekspektasikan (hal ini mungkin akan ku ceritakan di lembar lain hehehe)

Ci Sindi.  Kakak tingkat yang sangat gokil sih. Menurutku, Ci Sindi merupakan salah satu kakak tingkat yang paling ramah dan asik untuk diajak berbincang lama meskipun galak dikit hehehe. Aku dan Ci Sindi juga kerap saling meledek satu sama lain dengan berbagai hal random yang di luar nalar. Hal itu karena memang Ci Sindi se-asik itu (hiperbola aja dulu takut Ci Sindi baca wkwkwk). Terkait YNFEST, sejujurnya aku sedikit merasa tidak enak dengan Ci Sindi karena harus membebaninya dengan mengurus kami di tengah-tengah ujian akhir Cawunya. Meskipun begitu, Ci Sindi cukup banyak memberikan saran dan pandangan terkait bagaimana kita membuat project yang akan kami kumpulkan. Setelah YNFEST, Ci Sindi juga tidak ada hentinya membantuku dalam berbagai hal, salah satunya adalah terkait pencarian kosku ketika aku akan OJT (yang nantinya akan kuceritakan di lembar lain  hehehe).

Intinya, kami membuat project bersama dan kalah lol. Sesimpel itu sebenarnya. Tetapi ternyata, tanpa disangka hal tersebut membuka pertemanan baru untuk kami berempat setelah lembar ini selesai. 

(-) Matt yang sedang Outbond kala itu

STUDOCU ON DUTY + IMLEK

Seperti yang aku bilang di awal, Cawu 4 merupakan titik balik bagi kami semua, terutama kelompokku Studocu. Hal tersebut dikarenakan pada akhir Cawu 4 tersebut kami menghadapi sebuah titik berat yang harus kami lalui dengan titik darah penghabisan.

Fun Factnya adalah kami berenam sempat menangis bersama di depan lobby saking beratnya Ujian akhir Cawu 4 itu terutama pada mata kuliah Advance Accounting I. Untuk menghadapi ujian tersebut, kami merancang sebuah jadwal gila yang membuat kami harus menginap di Komunal 5.




Aku sangat mengingat dengan jelas bahwa hari Minggu di kala itu bertepatan dengan Imlek dimana aku mengajukan diri untuk membantu kelasku dalam menjaga bazar makanan di sana. Kalo aku boleh jujur, saat itu aku mengajukan diri untuk membantu bazar kelas tersebut karena sedikitnya sumber daya manusia yang terlibat di sana karena kesibukan kelas kami  yang tengah menghadapi berbagai ujian akhir. Oleh karena itu, aku berpikir untuk membantu teman-temanku yang turut mengajukan diri dengan turut turun tangan mengelola bazar kelas dan meramaikan acara Imlek di asrama. Di bazar tersebut kelasku menjual aneka makanan frozen yang kami goreng langsung di sana seperti sosis goreng, nugget goreng, dll.

Sejujurnya, jika di esok hari kala itu tidak ada ujian apapun, pasti akan sangat menyenangkan tanpa beban rasanya. Namun, sepertinya memang semesta sangat suka memberikan cobaan yang perlu kami cobain hahaha. 

Akhirnya, sekitar di tengah hari acara bazar itupun selesai dan aku langsung bergegas kembali ke komunal 5 dan melanjutkan persiapan ujian akuntansi untuk esok hari bersama Studocu. ((WALAUPUN BANYAK GANGGUAN*))


*Aku baru ingat bahwa aku harus mendokumentasikan penampilan Band karena aku pubdok band pada periode tersebut. 

**Setelahnya juga ada penampilan barongsai dan perlombaan fashion show yang membuat fokusku dan teman-temanku cukup teralihkan karena menonton dari atas wkwkwk



Intinya, beberapa hari itu merupakan hari-hari yang sangat berat untuk kami lalui. Meskipun begitu, waktu yang bergerak di kala itu sangatlah berharga untukku. Kami saling membantu, mempelajari semua konsep bersama, hingga di satu titik kami juga merasa stress bersama. Ada tangisan yang mengiringi segala tekanan yang kami rasakan. Ada juga tawa atas candaan yang dilontarkan demi meringankan beban dalam perasaan. Rasanya... tak tergantikan.

Aku tidak ingin kembali ke masa itu. Tetapi, aku akan selalu mengenang pengalaman yang tak tergantikan tersebut dan mematrinya sebagai sebuah bukti perjuangan.

Hari-hari itu lah yang paling aku ingat di Cawu 4 yang jika aku tengok kembali terasa sangat cepat dibandingkan dengan cawu-cawu lainnya. Jika kalian membaca ini, aku ingin mengucapkan terima kasih kepada kalian, Studocu. Terima kasih karena telah mau berjuang bersama hingga kita semua bisa bertahan hingga di titik akhir yang paling akhir. Aku bangga dengan setiap dari kita, termasuk diriku sendiri karena telah melalui masa-masa berat yang sebelumnya tidak pernah disangka akan muncul di masa itu.

Sebagaimana cawu-cawu sebelumnya, Cawu 4 juga memiliki tempat & kenangan tersendiri di ingatanku. Aku sejujurnya semakin bertanya-tanya terkait bagaimana cara kerja semesta. Sehebat itu ya semesta merangkai ceritaku hingga tercipta berbagai makna yang menjadi bentuk pengembangan bagi diriku. Meskipun aku berkata bahwa Cawu 4 ini adalah cawu yang terasa paling singkat, tetapi nyatanya tetap saja aku tidak bisa menceritakan seluruh perjalananku di Cawu ini karena banyaknya cerita yang turut hadir di dalamnya.

Berikut beberapa foto yang terabadikan selama aku menjalani Cawu 4:








Terima kasih bagi kawan-kawan yang telah membaca ceritaku yang sejujurnya sangat absurd ini lol. Semoga apa yang aku tulis di sini bisa bermanfaat & semoga apapun yang sedang kalian jalani bisa berjalan dengan baik ya. Once again, thanks & see u in the next chapter!

  Aku belajar banyak hal tentang semesta.

           Sepertinya semesta memang telah merangkai cerita untuk kita maknai

           dengan lukisan tangan kita sendiri.

            - @four5second 



Komentar

Postingan Populer